Cari Artikel

09 September 2010

Menodai Ramadhan dan Lebaran

Manusia adalah tempat salah dan lupa, ungkapan itu tidak salah, kita memang manusia yang di anugerahi sifat teledor agar kita tidak selalu benar dan amenjadi sombong, kita juga di anugerahi sifat lupa agar bisa melupakan sesuatu yang menyakitkan dan tidak selalu mengingat semua permasalahan, maha suci Alloh dengan segala nikmatnya. Tapi janganlah anugerah yang diberikan Alloh ini kita jadikan alasan dan mengada-ada sehingga kita selalu berbuat dan mengulanginya hingga berkali-kali perbuatan, perkataan atau bahkan niat yang tidak seharusnya.

Tidak jarang dari kita bahkan sudah hilang rasa malunya, saat berbuat salah tidak segera sadar dan menyesali, tapi terkadang terlihat sengaja dan bahkan seolah biar dunia tahu apa yang di perbuat (di pertontonkan), ramadhan tahun ini (meskipun hampir lewat) menjadi ujian bagi kita, sekuat apakah iman kita sehingga kita menjadi bertaqwa. Ujian untuk menahan rasa lapar dan haus, bukan itu saja ujian untuk mata dan anggota tubuh lainnya untuk tidak berbuat yang tidak semestinya, bahkan yang paling berat adalah ujian buat hati ini agar semua yang ia gumamkan, yang ia niatkan, yang ia bisikkan senantiasa tidak mengarah ke hal-hal yang tidak baik.
Bagi beberapa orang golongan tertentu urusan menahan lapar dan haus saja di bulan ramadhan ini bukan perkara sepele, berat dan ada juga yang mengkategorikan sangat berat. Sehingga dengan rasa keberatan ini terkadang mereka enggan berpuasa dengan berbagai alasan yang mereka bilang manusiawi.
Alasan pekerjaan yang berat menjadi pilihan populer, kemudian alasan terlambat bangun dan makan sahur menjadi pilihan berikutnya, alasan tidak kuat karena pengaruh lingkungan menjadi topik yang tak kalah menarik bagi mereka, dan berbagai pilihan alasan-alasan yang lain untuk tidak berpuasa. Ini tidak bisa di terima sama sekali dan seandainya ini bisa di terima seharusnya juga dengan berbagai alasan yang mereka katakan manusiawi itu mereka tidak melanggar puasa dengan terang-terangan.
Tapi apa? dengan tidak berpuasa dan mengemukakan berbagai macam alasan itu mereka juga dengan tidak malu-malu "tidak berpuasa di depan umum". Ya mereka tidak berpuasa di bulan ramadhan di depan umum, mereka seolah olah tidak merasa bersalah sama sekali menghisap rokoknya di jalanan, makan di sembarang tempat, ini meresahkan.
Mereka dengan terang-terangan menodai bulan ramadhan dengan memakai dalil yang manusiawi. Dan yang lebih parahnya lagi mereka tentu saja bukan siapa-siapa, kalau di periksa tentu saja ktp nya Islam, dan seperti biasa bisa di lihat keseharian mereka dengan sholatnya dan perbuatan-perbuatan yang sama sekali tidak mencerminkan agama yang indah itu.
Sudahlah itu urusan mereka, apakah kita harus cuek dan membiarkan hal seperti ini? saya tidak tahu? saya hanya bisa bicara "koq seperti itu, gimana nih". Dan lucunya dengan tidak tahu malu dan tak mau malu, saat akhir ramadhan tiba seperti ini merekalah yang menjadi orang nomor satu yang paling siap menghadapi lebaran. Dengan berbagai macam baju barunya sudah mereka beli, berbagai macam makanan sudah disediakan, berbagai macam bentuk petasan sudah siap mereka nyalakan, ya begitulah biasanya.
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Jejak Disini

Google Search Cari Info