Cari Artikel

14 September 2010

Menodai Ramadhan dan Lebaran (2)

Sebulan melewati bulan ramadhan tibalah saat berlebaran, di awal bulan syawal yang indah ini kita saling bermaaf-maafan, saling mengunjungi, saling silaturahim. Antar saudara, ke orang tua ke rumah tetangga, ke teman-teman lama dan juga teman baru, indahnya lebaran. Untuk tujuan inilah banyak orang yang tinggal di kota jauh-jauh pulang ke kampung halaman untuk menemui sanak saudara, orang tua untuk berlebaran. Mereka rela jauh-jauh melewati perjalanan melelahkan, juga melelahkan seisi kantong bahkan.

Perjalanan jauh ini biasa di sebut mudik, mudik jaman sekarang menjadi tradisi orang kota, bahkan menjadi sangat penting untuk satu tahun sekali. Harus banyak persiapan harus banyak bawaan buat oleh-oleh orang di kampung bahkan terkadang mudik menjadi ajang pamer kesuksesan. Bagaimana tidak kegiatan setahun sekali ini menjadi titik penilaian akan keberhasilan pekerjaan kita satu tahun di kota (inilah kenyataanya).
Orang yang mudik akan mempersiapkan segala macam hal untuk di pamerkan setibanya di kampung, bawa oleh-oleh sebanyak mungkin, tukar rupiah lama dengan yang baru yang masih licin dan lurus menjadi kebiasaan juga saat ini. Bawa handphone keluaran terbaru, bawa kendaraan terbaru bahkan terkadang sampai di bela-belain untuk sewa, bukan karena keperluan mengangkut anggota keluarga, tapi hanya untuk memamerkan kesuksesan saja.
Dan hasilnya ketika di kampung begitu terlihat ketimpangan-ketimpangan antara orang sukses dan orang tidak sukses. Ini menjadi hal yang tidak baik, ketika orang yang merasa dirinya tidak sukses tentu saja merasa gagal dan minder di saat lebaran. Bagaimana tidak pertemuan keluarga yang satu tahun sekali ini menjadi ternoda dengan keinginan untuk memamerkan kesuksesan. Dan lebaran tidaklah menjadi hal yang menyenangkan lagi jika hal ini bisa terjadi, lebaran seolah surga bagi orang sukses dan menjadi neraka untuk yang merasa tidak sukses.
Marilah bersama-sama sekarang kita menyadari fenomena yang mulai menjadi budaya ini, segera mulai saat ini kita rubah arti lebaran untuk tahun depan, jangan lagi di belokkan untuk ajang pamer kesuksesan, tapi kembali menjadi ajang untuk saling memafkan, selamat berlebaran 1431 H mohon maaf lahir batin.

1 komentar:

  1. Artikel yang bagus.
    Aku repost juga untuk mengenang bulan puasa tahun ini.
    http://ekoshp.com/2010/09/renungan-akhir-ramadhan-repost/

    Salam Sehati

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Jejak Disini

Google Search Cari Info